Senin, 25 Juni 2012

16 Besar Divisi 2, Perseden Taklukan Persatu Tuban


Laga babak 16 Besar Grup L Divisi 2 Liga Amatir antara Perseden Denpasar melawan Persatu Tuban dimenangkan oleh Perseden Denpasar dengan skor 1-0. Gol semata wayang diciptakan oleh Firman Amor pada masa injury time. Laga yang dilangsungkan di Stadion Angkatan 45 Kabupaten Karanganyar ini berlangsung cukup menarik. Kedua tim yang bermain cukup keras mengingat ini adalah laga pembuka.

Persatu Tuban tampil dengan gaya khas menyerang, namun serangan selalu gagal didepan gawang Perseden Denpasar. Anak-anak besutan coach Ali Sunan ini lebih mengandalkan serangan dari sektor sayap. Namun serangannya selalu kandas, mengingat rata-rata para pemain Perseden Denpasar memiliki postur tubuh yang lebih tinggi.

Sebuah insiden benturan pada menit-34 sempat menghentikan pertandingan selama beberapa saat. Akibat perebutan bola di udara antara Reza Dwi dengan salah satu bek Perseden, Reza Dwi mengalami cidera kepala yang cukup parah. Namun tim medis dengan sigap langsung membawa sang pemain ke Rumah Sakit Umum Daerah.

Perseden Denpasar bermain cukup efektif dengan pola bertahan dan lebih mengandalkan serangan balik. Terbukti pada menit ke-91, sebuah gol tercipta melalui kaki Firman Amor akibat kesalahan lini belakang Persatu Tuban.

Pertandingan selanjutnya akan mempertemukan antara Nusa Ina FC melawan Persikol Morowali Sulawesi Tenggara yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 25 Juni di tempat yang sama.
»»  Baca Selanjutnya...

Penulis Buku Lapindo Diculik?



Tim kuasa hukum Ali Azhar Akbar, penulis buku Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie, belum bisa memastikan mengenai keberadaan Ali. Sebelum menghilang, Ali sempat mengaku mendapat SMS teror.


”Kami belum bisa pastikan (Ali) hilang,” ujar M. Taufik, salah seorang pengacara Ali. Sebelumnya Ali diduga hilang setelah putus kontak pada Selasa, 19 Juni 2012 lalu.



Menurut Taufik, Ali masih melakukan kontak dengan salah satu anggota tim kuasa hukumnya, Hari Sampurna, pada Kamis, 21 Juni. ”Komunikasi per telepon, posisinya (Ali waktu itu) masih di Jakarta,” kata M. Taufik, anggota tim kuasa hukum Ali dalam perkara pengajuan uji permohonan judicial review. Pasal 18 Undang-Undang APBN Perubahan 2012 mengenai lumpur Lapindo ke Mahkamah Konstitusi.



Dari kontak terakhir Hari Sampurna, kata Taufik, Ali mengabarkan masih bertemu dengan beberapa teman di Jakarta. Selain itu mereka membahas soal perbaikan judicial review ke Mahkamah Konstitusi. ”Dari suara (Ali), tidak ada tekanan,” ujarnya.



Sebelumnya Kusairi, Direktur Indopetro Publishing, penerbit buku tersebut, menduga Ali hilang. Kecurigaan bahwa Ali hilang muncul setelah hilangnya kontak dengan dia sejak empat hari lalu. Padahal Ali sejatinya akan menjadi pembicara dalam diskusi bukunya di Aula Barat Kampus Institut Teknologi Bandung, Jumat lalu.



Kusairi mengaku terakhir kali bertemu muka dengan Ali pada Jumat dua pekan lalu, saat mengajukan permohonan judicial review Pasal 18 Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan mengenai lumpur Lapindo ke Mahkamah Konstitusi. “Dari situ kami janjian akan ke Bandung,” ujarnya.



Menurut Taufik, putus kontaknya Ali dengan tim kuasa hukumnya sejauh ini masih dianggap wajar. ”Namanya penulis, dia punya pilihan waktu dan tempat. Kebiasaannya empat-lima hari kadang tak ada komunikasi ini masih normal,” ucap Taufik.



Meski begitu, kata Taufik, pihaknya akan rapat untuk memutuskan akan melapor ke polisi jika masih belum ada kontak dengan Ali hingga Selasa atau Rabu pekan depan. Apalagi, sebelum keberadaannya tidak diketahui, Ali mengaku sempat mendapat SMS teror.



Dalam penerbitan buku keduanya tentang Lapindo, lelaki kelahiran Jakarta, 51 tahun lalu, ini menggelar serangkaian road show ke berbagai daerah. Sebelumnya dia mengikuti diskusi buku tersebut di Fakultas Hukum UGM, 7 Juni lalu. Penerbitan buku ini melanjutkan upaya Ali mengkampanyekan penuntasan kasus Lapindo setelah pada Mei lalu dia mengajukan gugatan atas Pasal 18 APBN-P 2012 tentang ganti rugi Lapindo ke Mahkamah Konstitusi.
»»  Baca Selanjutnya...

Awal Ramadan, NU dan Muhammadiyah Berpotensi Beda


Potensi perbedaan awal Ramadan tahun 2012 nampaknya cukup besar, khususnya antara dua ormas Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Pasalnya, Muhammadiyah sejak jauh hari sudah memutuskan bahwa awal Ramadan bertepatan pada 20 Juli 2012. Sedangkan, NU kemungkinan besar baru keesokan harinya 21 Juli akan memulai puasa.

Perbedaan itu disebabkan NU tetap menggunakan metode rukyatul hilal bil fi'li', selain itu kalender NU juga mengisyaratkan jika umur bulan Sya'ban tahun ini diisiti'mal atau disempurnakan menjadi 30 hari.

Bagi Muhammadiyah yang menggunakan dasar hukum 'wujudul hilal' karena bulan (hilal) sudah wujud 1,47/1,58 derajat, maka akan berangkat berpuasa pada hari Jumat 20 Juli. Sedangkan NU dan pemerintah, masih menunggu hasil rukyat.

"Tetapi melihat posisi irtifak hilal di bawah 2 derajat, ada istimasi kategori sulit di rukyat, mungkin akan menggunakan standar istikmal atau menggenapkan umur bulan sya'ban menjadi 30 hari dan 1 Ramadhan dimungkinkan hari Sabtu 21 Juli," ujar Wakil Ketua PWNU Jatim KH Sholeh Hayat, Minggu (24/06/2012).

Anggota Badan Hisab dan Rukyat Jatim ini menambahkan, hasil hitungan di Kemenag Jatim yang diikuti ahli astronomi dan ilmu falak menyebutkan hasil hisab sampai Maghrib, Kamis 21 Juni lalu sudah ada 6 rujukan/kitab untuk awal Ramadan. Diantaranya, kitab manahijul hamidiyah, ijtimak Kamis 19 Juli jam 11.25, irtifa' hilal 1,31 derajad, 1 Ramadhan Sabtu 21 juli. Kemudian rujukan dari kitab  khulashoh wafiah, Sabtu 21 Juli, lalu kitab matlaussaid Sabtu 21 Juli, kitab hisab haqiqi Sabtu 21 Juli, rujukan sistim modern newcom Sabtu 21 Juli, sistim epymiris Sabtu 21 Juli, dan Muhamadiyah tetap Jumat 20 Juli atas dasar wujudul hilal.

"Kami berharap, semua ormas Islam dan pengikut ormas bisa saling menghormati dalam menyikapi adanya potensi perbedaan awal Ramadhan Tahun 2012 ini. Tapi NU menginginkan agar Pemerintah bisa mengkondisikan agar awal Ramadhan bisa bersamaan demi kemaslahan keutuhan umat Islam di Indonesia," pungkas Sholeh yang juga anggota Komisi A DPRD Jatim dari F-KB ini.
»»  Baca Selanjutnya...