Minggu, 02 Desember 2012

Program Pemupukan Berimbang 5:3:2 dari GP3K Petrokimia Gresik

Berbagai langkah untuk mensukseskan Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) tahun 2013 semakin dimatangkan. Konsolidasi dan koordinasi seluruh elemen pendukung PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) pun terus ditingkatkan. Dalam bidang pemasaran, perusahaan terus berupaya meningkatkan pemasaran pupuk melalui promosi, penyuluhan, dan bimbingan teknis di lapangan. Tak pelak lagi, fungsi dan peran petugas lapangan menjadi ujung tombak yang sangat krusial.

Pada bulan Oktober lalu (24/10), PT Petrokimia Gresik (PKG) mengkoordinir pembekalan materi bagi ratusan petugas lapangan GP3K dari seluruh Indonesia di Hotel Singgasana, Surabaya. Petugas lapangan tersebut berasal dari BUMN pupuk yang struktur korporasinya berada di bawah PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Kegiatan ini dihadiri oleh Dirut PIHC Arifin Tasrif, Dirsar PIHC Koeshartono, Dirut PKG Hidayat Nyakman, serta Direksi dari Anak Perusahaan PIHC lainnya. Hadir juga perwakilan dari PT Bulog, PT Sang Hyang Seri (SHS), dan PT Perhutani.

Pertemuan bertitel “Pembekalan Petugas Lapangan PT Pupuk Indonesia (Persero) Dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Program GP3K” ini membahas strategi perusahaan dalam rangka mensukseskan program GP3K di tahun 2013. Di tahun kedua program GP3K ini, PIHC mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola satu juta hektar sawah. Angka ini meningkat 400% dari tahun sebelumnya yang hanya 200 ribu. Dari satu juta hektar sawah yang ditugaskan kepada PIHC, PKG dipercaya untuk mengelola 320 ribu hektar, atau meningkat 457% dibandingkan tahun 2012 yang hanya 70 ribu hektar.

Dengan meningkatnya luas areal GP3K ini, Dirut PIHC, Arifin Tasrif berpesan kepada seluruh tenaga lapangan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dan jangan mudah terpengaruh dengan kondisi di lapangan yang sekiranya dapat merugikan nama baik perusahaan.

Arifin Tasrif juga menghimbau kepada para tenaga lapangan agar dapat menjalin komunikasi dan hubungan kerja yang harmonis demi kesuksesan program GP3K, mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam kesuksesan program ini. “Perlu saya tekankan, hubungan kerja kita, baik dengan distributor maupun kios, buatlah hubungan kerja yang harmonis,” ujarnya.
Sejumlah pihak dilibatkan lebih mendalam. Diantaranya adalah SHS sebagai penyedia benih, PT Pertani sebagai penampung gabah dan penyedia gudang, Bulog sebagai penampung gabah dan beras, dan PIHC sebagai penyedia pupuk. Tahun ini, PIHC akan membentuk sebuah tim Brigade Hama, yaitu tim dari anak perusahaan PKG (PT Petrokimia Kayaku dan PT Petrosida Gresik) yang bertugas membantu dan mengawal petani dalam memerangi hama. Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Tuban, dan Nganjuk akan menjadi area pertama bagi Brigade Hama.

“Jadi pengawalan kita lengkap, tidak hanya pupuk dan teknis, tetapi juga hama,” ujar Dirut PKG Hidayat Nyakman.

Selain itu, program ini juga melibatkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Dinas Pertanian dan dinas terkait lainnya, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), petugas lapangan dari seluruh anggota Holding dan anak perusahaan, serta petugas distributor dan kios.

Adapun pelaksanaan budidaya dan kawalan teknologi program GP3K 2013 kepada kelompok tani yang terdaftar meliputi kawalan penggunaan jenis pupuk, jenis benih, waktu pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT). Sedangkan implementasi pola GP3K 2013 akan menggunakan pola mandiri (kelompok petani peserta GP3K menggunakan modal sendiri), bayar-panen atau yarnen (pinjaman modal dari distributor/kios yang dibayar setelah panen), dan pola PKBL (pinjaman modal dari dana PKBL yang dibayar setelah panen).

Untuk pemupukan, manajemen selalu menghimbau kepada seluruh petugas lapangan untuk terus melakukan sosialisasi pemupukan berimbang dengan pola 5:3:2, yaitu 500 Kg Petroganik, 300 Kg PHONSKA dan 200 Kg Urea pada setiap satu hektar lahan sawah. Formula ini sudah terbukti mampu meningkatkan produktivitas Gabah Kering Panen (GKP) antara 1-2 ton per hektar.
»»  Baca Selanjutnya...

UMK Jawa Timur 2013

Kenaikan tertinggi Upah Minimum Kabupaten/Kota Jawa Timur 2013 dibandingkan tahun sebelumnya dialami Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Keduanya sama-sama naik 38,42%. Sedangkan kenaikan terendah dialami Kabupaten Pamekasan sebesar 8,68%.

Secara umum, UMK Jawa Timur naik 21,51% dibandingkan tahun lalu dan 105% dibandingkan angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Kota Surabaya juga tercatat yang capaian UMK dari KHL-nya tertinggi, 122,11%, sedangkan Kabupaten Tuban yang terendah, 94,53%.

Berikut adalah tabel lengkap UMK Jawa Timur 2013 yang ditandatangani Soekarwo Gubernur Jawa Timur lewat Pergub nomor 72 tahun 2012, Sabtu, 24 November 2012 hari ini :
 
 
»»  Baca Selanjutnya...